Jumat, 26 Februari 2010

Sakit Hatiku pada Wanita Pengumbar Aurat

Teriakan rimba kota begitu membisingkan
Lalu lalang menjadi tanda akan hidupnya
Nyawa-nyawa di bawah tangisan mentari pagi

Adalah sebuah tanda anugerah
Bagi setiap nafas yang berfikir dan memikirkannya
Bagi setiap mata yang menatap jauh
Kepulan asap neraka dunia

Ada segurat keheranan dan kehancuran
Tepat pagi itu dipenuhi
“wanita pengumbar aurat”
mereka berjalan dengan kebanggaan
Mereka berjalan dengan kesombongan

Padahal tahukah hai engkau..
Senti jarak yang terlihat
Di depan ada api yang melalap
Menghancurkan kesombonganmu
Menghancurkan kebangganmu
Yang sesungguhnya itu adalah “murka”

Tahukah hai engkau...
Airmata darahmu adalah sampah
Ketika timbangan ditegakkan
Kau akan tetap menjadi sampah...
Terus membusuk...dan menjijikan..

Sebelum terlambat...
Obatilah sakit hati ini..
Tutuplah auratmu
Karena Syariat telah berkata..
“WAJIB”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar