Senin, 22 Maret 2010

Prespektif cinta era Jahiliyah

Sebuah fenomena yang memang bukan sesuatu yang asing untuk remaja millenium kedua ini, tanpa syarat makna hanya bisa berkata membual dan tanpa sebuah pemikiran pertanggung jawaban. Seolah-olah mereka mengartikan hal itu adalah sebuah hal biasa, bisa berkata, lalu berbuat dan pergi jika sudah habis manisnya. Lalu apa itu? Ya saya katageorikan itu adalah “CINTA BUTA”, yang memang hal ini menjadi realita dikalangan remaja. Suatu hal yang sulit untuk dimengerti ketika remaja sekarang mengartikan hal ini yang menjadi ego, keharusan untuk menjadikan hal ini sebagai penerimaan identitas ketika dia berada pada tahap porsi yang dianjurkan menurut pemikiran yang sungguh sangat tidak logis. Ketika rasa cinta itu hadir pada hati ini dan itu, yang pada dasarnya adalah pemberian Allah sebagai anugerah yang harus di jaga dan dipelihara sesuai aturan syariat, kalangan remaja yang memang sudah terjerumus dalam kubangan nafsu dunia, membuat jalan sendiri sesuai kehendak nafsu dan jalan yang syetan berikan. Pengertian yang memang sulit di jabarkan oleh akal sehat manusia normal (jalan Islam), ada cinta tapi tidak bisa menjaga, tidak bisa memelihara.

Sesuatu yang entah belum di ketahui atau benar2 dibawah batas kesadaran, bahwa Allah telah memberikan garis cinta dan kasih sayang itu sebagai sesuai yang indah, anugerah yang diberikan Allah, firman Allah :

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(3:14)

Salah kaprah memang jika manusia abad ini berkata “Aku Cinta Kamu”, tanpa mengadari apa hakikat perkataan itu, bagaimana memberikan kata itu, dimana dan saat kapan yang paling tepat. Yang semakin miris, ketika kata itu diteruskan dengan sebuah aplikasi tanpa aturan, (istilahnya terjun bebas tanpa parasut jatuh terurai tak bersisa), perlakuan fisik dua anak manusia yang merasa bangga ketika melangkahi Sunatullah, merajut cinta dengan duri bara neraka. Lalu ketika diberikan arahan tentang hal itu mereka berasalan dengan berkata “ya kalo ngobrol ngobrol doangmah sama ne2k saya juga jadi”, sebegitu mudahkan mengeluarkan sebuah cairan ludah yang bisa menyeret kedalam kubangan neraka, padahal boro2 melakukan aktifitas fisik untuk melakukan ikhtilat (berdua2an) juga sudah dilarang. Entah virus apa yang sudah mewabah di otak remaja sekarang ini, sebegitu murahkah arti cinta bagi mereka, sebegitu rendahkah?.

Jika sama-sama perhatikan disetiap sudut yang memang disediakan untuk merefresh pikiran dari aktifitas, disitu selalu ada dua pasang atau lebhi yang sedang melakukan (istilah mereka) “Pacaran”, tanpa ada sekelumit perasaan dalam benak mereka bahwa itu adalah “jalan salah”, jalan yang sangat disenangi oleh kalangan setan laknatullah. Ketika dimensi perasaan yang mereka artikan sendiri, mencapai tahap hampir klimaks mereka lupa akan sebuah aturan, sebuah landasan seseorang disebut manusia normal menurut ukuran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar