Rabu, 24 Maret 2010

Senandung cilik penghuni emperan

Mata polos menerawang kebisuan hatinya

Dia tak bergerak, mengikuti aliran darah..

Masih ternganga di sela luka ketidak mengertian

Karena usia dini telalu kini untuk memikirkan

Mungkin tlah keluar beribu ucap

“dunia ini tidak adil bagiku”


Kekosongan dari dekapan seorang super hero

Nan jauh di pelupuk mata hanya sebuah mimpi belaka

Meratappun hanya kan menjadi olokkan

Sang manusia yang tak mengerti hati

Malam bak menjadi saksi kebisuan itu

Bahkan lebih mengerti dari pada pijakkan kaki cap-cap lumpur kumuh

Atau kilauan sepatu berbekas semir terkena cahaya lampu

Dia semakin polos di atas ramainya hilir mudik makhluk tak berbudi

Mengancam kepincangan nurani..

Karena dia tetap tak mengerti atau bahkan orang lain yang tak mau mengerti

Bahwa hatinya ingin memanjat mimpi yang lampau terukir


Jauh dilorong-lorong sana..

Akankah di ketemukan seorang yang bisa menenun mata merangkai mimpi

Ataukah tukang sulam kain untuk menghangatkan badan lusuhnya

Menentramkan hati walau hanya sedetik


“AKU BUKAN BISA ATAU TAK MENGERTI, KARENA KU YAKIN ALLAH MAHA ADIL DI ANTARA RIBUAN NYAWA YANG BERGERAK KAN ADA SEORANG ATAU DUA YANG MENENUNKAN MATAKU”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar