Mata polos menerawang kebisuan hatinya
Dia tak bergerak, mengikuti aliran darah..
Masih ternganga di sela luka ketidak mengertian
Karena usia dini telalu kini untuk memikirkan
Mungkin tlah keluar beribu ucap
“dunia ini tidak adil bagiku”
Kekosongan dari dekapan seorang super hero
Nan jauh di pelupuk mata hanya sebuah mimpi belaka
Meratappun hanya kan menjadi olokkan
Sang manusia yang tak mengerti hati
Malam bak menjadi saksi kebisuan itu
Bahkan lebih mengerti dari pada pijakkan kaki cap-cap lumpur kumuh
Atau kilauan sepatu berbekas semir terkena cahaya lampu
Dia semakin polos di atas ramainya hilir mudik makhluk tak berbudi
Mengancam kepincangan nurani..
Karena dia tetap tak mengerti atau bahkan orang lain yang tak mau mengerti
Bahwa hatinya ingin memanjat mimpi yang lampau terukir
Jauh dilorong-lorong sana..
Akankah di ketemukan seorang yang bisa menenun mata merangkai mimpi
Ataukah tukang sulam kain untuk menghangatkan badan lusuhnya
Menentramkan hati walau hanya sedetik
“AKU BUKAN BISA ATAU TAK MENGERTI, KARENA KU YAKIN ALLAH MAHA ADIL DI ANTARA RIBUAN NYAWA YANG BERGERAK KAN ADA SEORANG ATAU DUA YANG MENENUNKAN MATAKU”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar