Rabu, 28 April 2010

BAHAYA BICARA TANPA ILMU...!!!

Setelah beberapa hari berfikir, akhirnya saya memutuskan untuk membuat artikel ini. Setelah adanya kejanggalan dalam setiap diskusi maupun debat lintas harakah, yang dimana kebanyakan dari mereka mengutarakan suatu pendapat dengan memaksakan kehendak, tanpa menyandarkan argumennya terhadap Al quran dan hadist, serta ‘ijma para ulama atau tanpa dalil-dalil yang jelas dan kuat. Seperti halnya debat kusir, mencari-cari argument dengan memaksakan alasan yang tidak sesuai kaidah syara’, maka pribadi juga memilih untuk diam, atau dengan menuliskan artikel ini. Percuma jika terus diladeni, jika tidak ada istilah bijak untuk menerima hujjah sesuai dalil yang rajih, jika itu terus dilakukan maka kecuraman semakin menajam dalam menjernihkan pikiran. Yang ada juga adalah keegoisan yang mendangkalkan akidah.

Artikel ini saya buat, dengan tujuan agar semua orang bisa berbicara atau mengutarakan sebuah hujjah itu dengan ilmu, bukan dengan akal fikiran saja. Karena sungguh berbahaya dan akan berdampak berkepanjangan, jika memang yang diberargumen adalah orang yang “iya-iya saja/awam”. Berbicara suatu masalah agama tanpa ilmu, sangat jelas-jelas di haramkan dalam agama Islam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَن تُشْرِكُواْ بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah : “Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yg keji, baik yg nampak maupun yg tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yg benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dgn sesuatu yg Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa saja yg tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu).” (QS. Al-A’raf: 33)


Rasulullah صلى ا لله عليه وسلم bersabda,

إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعاً يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِباَدِ، وَلَكِنْ بِقَبْضِ الْعُلَماَءِ. حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عاَلِماً اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْساً جُهَّالاً فَسُأِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673)

Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi Rahimahullahu berkata :

“Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya, dan Allah telah berfirman :

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Dan siapakah yg lebih sesat dari pada orang yg mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. (Al-Qashshash: 50)” (Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hal. 393)

Sungguh Islam adalah agama yang penuh dengan kehatian-hatian dalam menjalankan kehidupan. Eksistensi seorang muslim dapat dilihat dari penerapan hukum syariatnya dalam kehidupan, baik itu pribadi maupun bersifat masyarakat dan bangsa. Dari itu, jika ada sebuah masalah yang memang perlu penjelasan ataupun fatwa, maka janganlah menggunakan akal dangkal, tapi coba merujuk dari penerangan para mujtahid yang memang lebih berhak dalam menentukan hal itu.

Maka dari itu saya pribadi mengajak pada rekan-rekan semua, agar berhati-hati dalam memberikan sebuah argument. Dan hendaknya jika memang ada permasalah yang tidak ada penyelesaian yang terdapat dalam Al Quran dan Hadist, hendaknya bertanya pada ulama yang memang terpecaya dalam bidangnya. Dan juga jika ada suatu pemecahan masalah dari seorang ulama yang terpercaya, terus kita tidak menyetujui, hendaknya dapat diketahui alasan dan dalil rajih yang dapat dikemukakan, agar tidak terjadi penyunggingan akidah. Hati-hati dalam berbicara..!!!

NB : Jika ada kesalahan atau sesuatu yang menyimpang, mohon dikoreksi.


Zundillahi Ishlah/Hendro

Palembang, 29 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar