Senin, 05 April 2010

Beranjak dari Kegelapan

Sebutir mutiara kasih dalam perjuangan sang kerang menahan rasa sakit yang mendera. kukumpulkan segenap kekuatan untuk menempuh perjalanan panjang ini, merobek setiap nadi pengeras hati yang terus menghantui sulbi-sulbi perasaan. karena ketakutan adalah kebodohan yang berkepanjangan, yang akan selalu memberikan 1 atau 2 tembok yang menyekat langkah kita, mengunci gerak kita walau meronta hanya teredam. peradaban hati mengkikuti alur waktu, perputaran jarum jam mengantarkanku pada sebuah tetes keringat dan air mata, seolah hanya sendiri dalam kurun waktu tak berujung.

Suara langkah sendal jepitku menemani perjalanan panjang ini, menembus lorong-lorong pertikaian batin, melewati likunya jalan yang membuntukkan pemikiran, hingga kan harus menaiki terjal keputusasaan. semuanya telah berabad tempo detik tepat dengan perputaran jarum jam, sehingga mampu terukir dalam diary lusuh sang pengelana. atau kan terus berjalan menempuh setiap jengkah kepincangan, karena dulu belum ada lampu bahkan lilinpun hendak kemana mencari.

Dulu, kegelapan adalah teman sejati, sejati karena kebusukan pola integritas menendangku pada kemurkaan. dengan terbahak seolah berbahagia aku terjun bebas tanpa aturan dan tali pengikat, pun saat aku berteriak dan berasa menaiki terbing tinggi di atas merah redam bau busuk pemikiran. jalan setapak yang kadang selalu buntuk, memaksaku berbalik arah sejenak, mencari peta menuju cahaya. bercabang, bercabang terlalu banyak jalan bercabang yang karena itu hanya satu yang mengantarku dengan tulus pada senyum abadi.

Kini cahaya itu kembali terlihat hanya seolah waktu yang harus menuntutku bergerak dan berjuang, sampaimanakah tetes darah ini akan kering. sampai air mata ini akan berhenti mengalir dari kelopak pias bulatku. satu langkah untuk satu perjuangan lambungkan harap menenun impian di antara tangga emas kehidupan. mundur akan kembali pada kegelapan, maka kuputuskan maju walau tertatih dan bersusah payah, semoga hati dan raga ini akan selalu berada dalam barisan penegak Asma-Mu. langkah, impian, harapan dan senyuman semoga dapat kulukiskan satu persatu dalam kanvas cahaya-Mu, hingga ku mampu merajut asa yang hilang merapikat kusut benang nadiku. di Ujung sana namaMu dan di hati ini terhujam.

"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik". (QS. 9:24)

Artinya: “Wahai Anak Adam, Aku telah menciptakan engkau untuk beribadah kepada-Ku, maka janganlah engkau bermain-main, Aku telah menjamin rezkimu, maka usahlah engkau bersusah payah. Wahai anak Adam, carilah Aku, maka engkau akan dapatkan Aku, jika engkau telah mendapatkan-Ku, maka engkau telah mendapatkan segala-galanya. Dan jika engkau kehilangan Aku, berarti engkau telah kehilangan segala-galanya. Dan Aku lebih baik bagimu dari segala sesuatu.” (H. Qudsi)


Dalam dekapan shubuh-Mu pena ini bergerak…

Palembang, 06 April 2010

Zundillahi Ishlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar