Di ufuk senja yang terkulai.
Tak perlu takut karena terbit kan terus terulang
Hingga hari terakhir mentari menutup muka
Mengulurkan lebam merah kegelisahan..
Kalapun esok tak ada cahaya..
Tetaplah tersenyum di selip bilik
Lubang-lubang kecil cahaya menyelinap
Merekah merah walau buram
Namun kan terlihat cahaya walau titik
Bagiku dirimu sungguh berharga
Senyummu..
Katamu..
Tatapanmu..
Itu semua membuat hidup ini terasa lebih bermakna
Bersanding dalam ruang pelangi
Di sela malam kala mata menutup kegelisahan
Selalu indah dalam makna
Dalam harap yang kurasa hanya kita yang punya
Dalam asa..
Yang pernah kita tancapkan saat langkah
Di putaran waktu poros mentari terbit
Andai waktu kan terus terulur
Walau dalam kelu
walau dalam kepayahan menunggu
di setiap senja di putaran waktu
takkan lelah yang terucap
tapi harap yang kan terus menatap
sampai esok sampai waktu bertemu mentari terbit
karena dirimu sungguh berharga..
Palembang, 13 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar