Sabtu, 12 Juni 2010

Menanti Pelangi saat terbit mentari

Di ufuk senja yang terkulai.

Tak perlu takut karena terbit kan terus terulang

Hingga hari terakhir mentari menutup muka

Mengulurkan lebam merah kegelisahan..


Kalapun esok tak ada cahaya..

Tetaplah tersenyum di selip bilik

Lubang-lubang kecil cahaya menyelinap

Merekah merah walau buram

Namun kan terlihat cahaya walau titik


Bagiku dirimu sungguh berharga

Senyummu..

Katamu..

Tatapanmu..

Itu semua membuat hidup ini terasa lebih bermakna

Bersanding dalam ruang pelangi

Di sela malam kala mata menutup kegelisahan


Selalu indah dalam makna

Dalam harap yang kurasa hanya kita yang punya

Dalam asa..

Yang pernah kita tancapkan saat langkah

Di putaran waktu poros mentari terbit


Andai waktu kan terus terulur

Walau dalam kelu

walau dalam kepayahan menunggu

di setiap senja di putaran waktu

takkan lelah yang terucap

tapi harap yang kan terus menatap

sampai esok sampai waktu bertemu mentari terbit

karena dirimu sungguh berharga..


Untukmu menunggu

Palembang, 13 Juni 2010

Zundillah Ishlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar