Minggu, 25 April 2010

Renungan hati untuk sahabatku

5 menit aku berfikir untuk menulis apa, fikiran sulit untuk mencerna asupan materi dari setiap sudut yang kulihat. Minggu ini adalah masa dimana pikiran dan hati mulai bertengkar tak jelas tujuan. Degradasi yang tergenggam, walau sebenarnya diri inipun tak berkeinginan untuk menggenggamnya, tapi waktu seolah menunjukkan untuk tidak hanya berkutat di atas angin. Pengajaran untuk bisa berkolaborasi dengan situasi, sehingga aku dapat menyaring setiap apa yang memang harus dilakukan seorang muslim sejati.

Sungguh, inilah keterjadian yang sering tertuang dalam episode pengembaraan panjang ini. Berfikir serasa “tunggal’ kadang membuat hati begitu egois, tak mau menerima bahwa diri harus bisa ekstra mandiri. Tak hanya terus menerus menuntut kepedulian dari pihak kedua atau ketiga, setara makhluk. Tapi tunggal baik adalah kesendirian dalam bukan ratapan, tapi kesendirian melatih dalam memberikan solusi dalam setiap konflik, pribadi atapun orang lain. Wajib terfikirkan memang, bahwa matipun adalah kesendirian. Siap ataupun tidak persiapan adalah cara terbaik dari sebuah solusi.

Begitu panjang jalan yang ditempuh, berjuta kilo dalam negeri utopia. Karena yang diharuskan bukan hanya sekedar melamun tergambar sebuah angan, tapi azzam kuat untuk merealisasikannya. Visi dan misi dari sebuah janji dengan Rabb-Nya, adalah awal dari ikatan tak terputus selama diri terus berjalan dalam cinta di atas cinta.

Fluktuasi ghirah, yang kini masih berkubang dalam hati, mengajarkan betapa begitu penting membaca ayat-ayat Tuhan. Tergambar dari setiap gugusan bintang dan rona fatamorgana, tidak ada yang luput dari sebuah perencanaan besar walaupun begitu sebesar biji jarah pun kemudahan ditanganNya. Tak ada satupun angin yang bergerak dari timur kebarat ataupun sebaliknya, ataupun bulan yang beredar dengan lugu mengintari orbitnya, semua adalah titah Allah Azza wa jalla.

Gazwul fikr, bahwa tak baik terus terjangkit virus pecundang. Segera beranjak, dan perbaiki. Segera bangun dan lakukan. Untuk kembali menempuh tentang apa yang dijanjikan, antara diri dan Tuhan Rabbul Izzaty. Merangkai puing-puing ke-futur-an untuk memanage azzam kembali. Dan terus berlari

KARENA HIDUP ADALAH PENGORBANAN, PERJUANGAN, DAN CINTA.

"Alif Laam Miim, Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan :"kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum nrereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar. Dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. "(Al Ankabut :1-3).

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. 2:155)"

Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. 29:3)".

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:"Bilakah datangnya pertolongan Allah". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214)".

Zundillahi Ishlah

Renungan hati untuk sahabatku

25 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar