Aroma laut asin dalam bibir cabir penuh luka
Menambah perih sayatan tajam di tengah samudera ganas
Gemuruh teriakan buih berlari menepi
Mencari satu dua pasir ikut menari irama ketukan ombak
Di tengah samudera ini dayung menari tak hiraukan sakit
Terjungkit berkali-kali terombang-ambing
Dayung memacu asa, mundur terus namun tetap maju
Sekalipun syaraf mulai mengeras kepayahan
Menerjang tajamnya asin pahit kehidupan smudera tak menentu
Berkali-kali memuntahkan seperti racun
Menjalar dalam jantung memaksa tuk berhenti
Cipratan tajamnya karang menusuk mata
Darah yang tersembur dari sela-sela kulit ari
Mengajarkan sebuah kata “kamu harus mengeluh”
Mencuci mata hari dengan asin tajam seolah tak mungkin
Tak ada sekedar air tawar meredakan goncangan batin
Namun badai pasti berlalu..
Disana kan ketemukan batas tawar dan asin
Lukapun pasti mengering..
Mendayung di tengah samudera laku nihil
Sejauh apapun pasti kan diketemukan
Keyakinan dan pengalaman
Mengajarkan senyum disetiap kepayahan
Bahwa esok hari simpangan labuh
Dipelupuk hati kian dekat...
Untuk Saudara2ku yang sedang sama2 berjuang
Palembang, 5 Juni 2010
Zundillahi Ishlah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar