Sabtu, 05 Juni 2010

Takkan Menyerah Pada Badai

Aroma laut asin dalam bibir cabir penuh luka

Menambah perih sayatan tajam di tengah samudera ganas

Gemuruh teriakan buih berlari menepi

Mencari satu dua pasir ikut menari irama ketukan ombak


Di tengah samudera ini dayung menari tak hiraukan sakit

Terjungkit berkali-kali terombang-ambing

Dayung memacu asa, mundur terus namun tetap maju

Sekalipun syaraf mulai mengeras kepayahan


Menerjang tajamnya asin pahit kehidupan smudera tak menentu

Berkali-kali memuntahkan seperti racun

Menjalar dalam jantung memaksa tuk berhenti

Cipratan tajamnya karang menusuk mata

Darah yang tersembur dari sela-sela kulit ari

Mengajarkan sebuah kata “kamu harus mengeluh”

Mencuci mata hari dengan asin tajam seolah tak mungkin

Tak ada sekedar air tawar meredakan goncangan batin


Namun badai pasti berlalu..

Disana kan ketemukan batas tawar dan asin

Lukapun pasti mengering..


Mendayung di tengah samudera laku nihil

Sejauh apapun pasti kan diketemukan

Keyakinan dan pengalaman

Mengajarkan senyum disetiap kepayahan

Bahwa esok hari simpangan labuh

Dipelupuk hati kian dekat...


Untuk Saudara2ku yang sedang sama2 berjuang

Palembang, 5 Juni 2010

Zundillahi Ishlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar